JAKARTA - Asosiasi Energi Laut Indonesia (ASELI) mengusulkan kepada Pemerintah untuk memberikan prioritas pengembangan energi laut Indonesia baik prioritas jangka pendek, jangka menengah, maupun jangka panjang.
"Untuk prioritas jangka pendek, berupa pemanfaatan energi arus dan gelombang untuk wilayah pesisir yang belum mendapat akses listik, yang umumnya membutuhkan kapasitas pembangkit listrik skala kecil," demikian disampaikan Ketua Asosiasi Energi Laut Indonesia (ASELI) Prof. Mukhtasor, pada "Workshop Pengembangan Energi Laut ESDM" di Jakarta, Rabu (30/11/2011).
Sementara itu, lanjutnya, prioritas jangka menengah dan panjang berupa pengembangan pilot project panas laut dengan teknologi OTECS untuk kebutuhan multi guna (listik, perikanan tangkap, penyediaan air mineral dan tawar, penelitian, dan wisata).
Prof. Mukhtasor menerangkan, pembangkitan energi laut jauh lebih ekonomis dibanding BBM. "Bila untuk membangkitkan 1 kWh dengan BBM dibutuhkan US$ 20-25 sen, dengan energi laut biaya yang dibutuhkan hanya US$ 7-18 sen," ujar Mukhtasor yang juga anggota Dewan Energi Nasional (DEN).
Jenis sumber daya energi laut yang dapat dimanfaatkan diantaranya energi arus laut (Tidal Current), energi level pasang surut (Tidal Height), energi gelombang (wave energy), energi panas laut (Ocean Thermal), dan energi kimia laut (Salinity).
Di Indonesia, jenis sumber daya dan potensi energi laut yang diratifikasi oleh ASELI (2011) meliputi arus pasang surut (potensi teoritis 160 GW, potensi teknis 22,5 GW, dan potensi praktis 4,8 GW), gelombang laut (potensi teoritis 510 GW, potensi teknis 2 GW, dan potensi praktis 1,2 GW), dan panas laut (potensi teoritis 57 GW, potensi teknis 52 GW, dan potensi praktis 43 GW). (KO)
source :
Kita harus bergerak ke energi kelautan.
BalasHapusAlQuran menunjukkan dengan Ath Thur 6. Ada energi di lautan.
Dari potensi yang ada, saya rasa yang paling besar justru dari arus laut (bebas di selat) dan arus tidal. Ini energi yang reliabilitasnya paling baik di antara renewable energy lain (solar, dan angin).
salam,
Agus S Djamil
Terima kasih buat kang agus yg telah berkunjung ke blog ini, dan memang demikian kenyataannya. Tinggal kita bagaimana memanfaatkan karunia Allah SWT yang sangat besar ini.. Saya sendiri memang telah membuat alat ini yg skrg terpasang di lab gelombang Teknik kelautan ITB. Dan mudah2an ga terlalu lama lagi ada yg kita pasang dijembatan suramadu. hatur nuhun kang agus. salam kenal.
BalasHapus